Nias Barat | nias.wartaglobal.id - Universitas Andalas (Unand),
melakukan penelitian sejarah terbangunnya Perumahan Delasiga, Redcross Satu dan Dua, serta permintaan pembuatan Biografi Bapak Fona Marundruri, alias Ama Dela Marunduri, Rabu (23/10/2024).
"Hadirnya Mahasiswa/I Universitas Andalas (Unand), Eliyanu Hia, Lusi Yus Nehe dan Besta Khairiyah bersama Prof. Ir. Abdul Hakam M.T, P.hd, serta didampingi dari Pemerintah Kabupeten Nias Barat, Kepala Bappelitbangda, Eta Fajar W. Daeli, SP., MM, Kadisdik, Hadrianus Hia, S.Pd., MM dan Tokoh Pemerintah, Yaatulo Zalukhu S.IP, bermaksud untuk berdialog kepada Pendiri Yayasan Delasiga Sirombu, bapak Fona Marunduri, dalam rangka penelitian bangunan anti gempa di Perumahan Delasiga, dan Redcross Satu dan Dua Sirombu".
Pada dialog interaktif tersebut, bapak Fona Marunduri, alias Ama Dela menjelaskan secara detail awal mula dibangunnya Perumahan Delasiga Sirombu dan Perumahan Redcross Satu dan Dua.
Hadirnya saya datang ke Nias dan khususnya di Sirombu ini, di awali informasi dari sepupu saya bahwa, saudara-saudara kita mengalami dampak bencana alam Tsunami Aceh. Dengan kemampuan yang dimiliki dan istri saya juga memberi dorongan yang sifatnya emergency support berupa barang-barang pakaian dan sebagainya.
Ketika bantuan tersebut dari Jakarta ke Nias terkendala pengangkutan di pesawat, maka istri saya yang memiliki teman di perusahaan Garuda mendapatkan solusi, jika bantuan ini diangkut harus merupakan kiriman salah satu dari lembaga, maka lantas istri saya mendaftarkan nama lembaganya Posko Delasiga, yang terlintas ketika itu nama dari anak-anak kami sendiri, maka terwujudlah pengangkutan barang-barang tersebut ke Medan yang kemudian dilansir melalui beberapa jumlah mobil truk dari Medan ke Nias.
Ketika itu setelah tiba di Sirombu ini dengan ikut tidur di tenda-tenda yang tersedia, saya berpikir tidak mungkin hanya cukup di bantu berupa suplay makanan dan kebutuhan lainnya, tetapi saya harus membangun rumah bagi mereka, tuturnya bapak Fona Marunduri.
Lanjutnya dengan keadaan demikian saya telepon beberapa teman saya baik di Australia maupun di USA dan mereka merespon, bahkan teman saya yang di Australia itu namanya Geoffrey Thwaites
yang saya sebut dengan panggilan sijefriⁿ memintanya datang ke Sirombu ini. Sebenarnya kenapa saya minta beliau datang ke Sirombu bukan hanya semata-mata melihat keadaan yang telah terjadi, tetapi saya ingin pakai momentum membangun Sirombu ini lebih dari yang sudah ada, bahkan saya hitung-hitung biayanya tidak besar-besar amat.
Atas saran teman saya dari USA untuk tidak membangun dilokasi rumah yang sudah ada pertapakan sebelumnya, maka ketika itu saya membeli beberapa lahan kosong dari saudara-saudara saya juga dan itulah yang disebut oleh masyarakat Perumahan Delasiga Sirombu, Perumahan Redcross Satu dan Redcross Dua Sirombu.
Hanya saja hingga sampai saat ini masyarakat penghuni salah pemahaman mengkotak-kotakannya, seakan-akan milik saya adalah Perumahan Delasiga Sirombu, padahal baik Perumahan Redcross Satu maupun Perumahan Redcross Dua masyarakatnya menyebut pemiliknya teman saya Geoffrey Thwaites atau sebutan lain Zero to One.
"Kahadiran teman saya Geoffrey Thwaites di Sirombu menawarkan jasanya untuk menjadi sarana untuk mendesign bangunan anti gempa, dan kemudian dimulailah pengerjaan rumah warga tersebut, dengan pengertian pemiliknya adalah hanya satu yakni saya sendiri", tegas pak Fona Marunduri.
Pada acara dialog interaktif tersebut di tutup dengan foto bersama dan penyerahan suvenir sebuah buku LEKANIS (Lembaga Kerapatan Adat Nias) oleh Dr. Anotona Gulo, M.Hum @JM/nwg
SHER LINK POST
No comments:
Post a Comment