Kontes Kuliner Nusantara dan Sosialisasi Stunting Dalam Rangkaian Kegiatan FPA Nias Barat 2024 - WARTA GLOBAL NIAS

Mobile Menu

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Berita Update Terbaru

logoblog

Kontes Kuliner Nusantara dan Sosialisasi Stunting Dalam Rangkaian Kegiatan FPA Nias Barat 2024

Friday, 24 May 2024
Keterangan foto : Direktur Pemasaran Direktorat Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian  Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana


NIAS BARAT | nias.wartaglobal.id – Beberapa rangkaian kegiatan Festival Pesona Aekhula (FPA ) 2024  Nias Barat pada hari ke-3 salah satunya menghadirkan Festival Kuliner Nusantara (FKN) berupa workshop dan lomba masak berbahan dasar ikan, berlangsung di Pantai Gu’u Sirombu, Nias Barat, Jumat (24/05/2024).


"Workshop yang dikemas dengan tema Percepatan Penurunan Stunting menghadirkan  pembicara Direktur Pemasaran Direktorat Penguatan Daya Saing  Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian  Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana,  Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nias Barat, April Imelda Juwita Hia, Herlina Jabir dari RRI serta moderator Nelly Situmorang dari Indopos. Co".

 

Dalam workshop Erwin Dwiyana memberikan keterangan, stunting secara umum memiliki karakter fisik yakni  tinggi badan tidak sesuai dengan umurnya. Hal ini  disebabkan gizi kronis.

 

Adapun beberapa dampak dari stunting adalah  pertama rentan  atau sangat mudah terserang kesehatannya atau penyakit  yang disebabkan terganggunya organ tubuh,  dan biasanya karena kurangnya asupan gizi.

 

“Hal pertama penyebab stunting itu gizi kronis yakni kekurangan asupan gizi, baik itu protein dan unsur unsur lainnya. Kedua, stunting  juga berdampak kepada perkembangan otak. Perkembangan otak pada masa 1000 hari kelahiran sangat penting. Ketiga pola makan.  Dalam hal pola makan, sangat penting, karena peran ibu keluarga memberikan asupan terbaik bagi anak anaknya. Sumber asupan pangan gizi yang berperan dalam mencegahan stunting, salah satunya protein dan asam lemak omega 3. Protein berguna untuk tumbuhkembangnya tubuh, sedangkan omega 3 membantu pertumbuhan otak. Omega 3 itu paling banyak terdapat di ikan, jelas Erwin Dwiyana.

 

Lanjutnya menjelaskan, stunting kalau sudah  umur 2 tahun itu tidak bisa kita balikkan lagi.  walau diberi makan apapun, itu  tidak bisa berubah. Jadi 1.000 kehidupan pertama itu sangat penting asupan gizinya.

 

“Kita selama ini tahu kalau di produk susu ada omega 3. Padahal dalam susu kaleng itu  tidak banyak omega 3, sedangkan  yang banyak itu di ikan. Ikan punya protein tinggi,  dan juga omega 3 tinggi,” katanya.


Bahkan Erwin mengajak anak anak dan generasi usia produktif kerap mengkonsumsi ikan yang disyaratkan 46 kg per orang per tahun ikan segar.


Untuk usia produktif  atau yang sudah siap menikah,  juga perlu pencegahan stunting dengan cara memberikan asupan gizi yang cukup agar anak anak mereka lahirkan tidak stunting.


“Cara salah satu untuk memutus stunting, yakni dengan cara anak anak yang usia produktif sebelum menikah betul betul tercukupi asupan gizi,tegasnya.

 

Dikatakan, menikah muda juga ternyata menimbulkan potensi stunting. Pasalnya  menikah mudah pasti terganggu pola asuh karena menikah muda. Ibu muda masih senang bermain di masa umurnya,  kemudian dia memiliki anak dan  anaknya akan mengganggu masa main ibunya.


“Kemudian ibu muda ini masih membutuhkan asupan gizi dan mereka berebut gizi yang dia makan dengan anaknya dan ini ada potensi stunting,” tegasnya.


Seperti kita ketahui pemerintah maupun  swasta sangat serius menangani masalah stunting ini, karena pemerintah inginnya generasi Z akan menjadi penerus dan pemimpin  bangsa pada Indonesia emas tahun 2045.


Sementara itu, untuk lomba masak makanan tradisional yang berbahan dasar ikan,  diikuti 8 tim yang berasal dari penggerak PKK, Dinas Kesehatan, komunitas ibu -ibu  rumah tangga hingga pelajar yang ada di Nias Barat.

 

Dalam lomba masak ini, panitia menyediakan bahan dasar ikan seperti ikan kakap, udang dan lopster. Alat masak, peserta lomba membawa sendiri.

 

Sedangkan penilaian lomba masak meliputi unsur higenitas, penyajian, cita rasa, bahan baku yang sesuai tema. Pengumuman pemenang, akan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei saat penutupan FPA.

 

Kegiatan Festival Kuliner Nusantara banyak mendapatkan dukungan, diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP),  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKBN), Badan Pangan Nasional,  BNI 46, Bank Sumut,  Bank CIMB Niaga, Pertamina Parta Niaga, PLN, Telkom Indonesia, Telkomsel, Sharp Indonesia, Inalum, Tirtanadi, Tokopedia. @JM/nwg


SHER LINK POST

No comments:

Post a Comment